Wednesday, April 20, 2011

Sampah Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS)

Indonesia

Dimana-mana sampah, dimana-mana sampah.....

 Pengelolaan sampah di negara kita masih banyak yang seadanya, lihat perbedaannya nih Gannn...
 
Keadaan sekarang






cita-cita
Bisa bayangin nggak Gan klo kita naek motor di belakangnya truk sampah yang terbuka, pasti dapet hadiah dehhh.... kebanyakan truk sampah pengangkut di negara kita masih banyak yang terbuka, bikin jalan yang dilaluinya jadi kotor, dan pastinya polusi udara kalau truknya lewat. Cita-cita yang diharapkan adalah pengelolaan sampah yang lebih bagus, diantaranya adalah dengan adanya truk pengangkut sampah yang tertutup dan pemanfaatan sampah itu sendiri menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Sekarang sampah sudah bisa dilihat dari cara pandang yang laen. Sampah bisa dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Contohnya bisa memanfaatkan biomass dari sampah perkotaan, tandan kelapa sawit, sekam padi, ampas tebu, dan potongan kayu yang jumlahnya melimpah untuk mengatasi defisit energi listrik di masa mendatang. Potensi sumber listrik dari biomass itu bisa mencapai 50 ribu megawatt. Pemanfaatan biomass untuk sumber listrik saat ini sudah tidak mengalami kendala, karena sudah muncul banyak teknologi pembangkit listrik yang mampu mengubah biomass menjadi sumber listrik. Kapasitas pembangkit listrik biomass juga sudah banyak yang mencapai di atas satu megawatt sehingga bisa menjadi sumber listrik bagi pabrik dan ribuan rumah. Indonesia sangat potensial memanfaatkan biomass sebagai sumber energi listrik yang selama ini kurang dimanfaatkan. Sampah perkotaan, tandan kosong kelapa sawit, sekam padi, ampas tebu, dan potongan kayu sangat melimpah, tetapi karena tidak dimanfaatkan justru sering menjadi problem, sebab hanya dipandang sebagai sampah.
Sampah perkotaan yang organik pada dasarnya ialah biomass (senyawa organik) yang dapat dikonversi menjadi energi melalui sejumlah proses pengolahan, baik dengan maupun tanpa oksigen yang bertemperatur tinggi. Energi yang dihasilkan berbentuk energi listrik, gas, energi panas dan dingin yang banyak dibutuhkan industri, seperti cool storage, gedung perkantoran, dan hotel. Termasuk pupuk untuk pertanian dan perkebunan.

Pemisahan Jenis Sampah
Di Jepang telah dibuat peraturan tentang pengelolaan sampah, yang diatur oleh pemerintah kota. Mereka telah menyiapkan dua buah kantong plastik besar dengan warna berbeda, hijau dan merah. Namun selain itu ada beberapa kategori lainnya yaitu: botol PET, botol beling, kaleng, batu baterai, barang pecah belah, sampah besar dan elektronik yang masing-masing memiliki cara pengelolaan dan jadwal pembuangan berbeda. Kalau di Indonesia campur aduk ya Gaannnn.... hehehe... biar dipisah juga masi tetep marut. 
Setelah sebelumnya label plastik yang menempel kita lepas, label dan penutup botol plastik harus masuk ke kantong sampah berwarna merah dan dibuang setiap hari kamis. Apabila dalam label itu ada label harga yang terbuat dari kertas, pisahkan label kertas tersebut dan masukkan ke kantong sampah berwarna hijau dan buang setiap hari selasa. Dengan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang Jepang, kita bisa memulai membuang sampah dengan memisahkan sampah menurut jenisnya.

Pembakaran Sampah
Sampah padat dibakar di dalam incinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. 
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah:
  • Membutuhkan lahan yang relatif kecil dibanding sanitary landfill
  • Dapat dibangun di dekat lokasi industri
  • Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat anorganik
  • Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik dan pencarian logam
  • Hasil pembakaran berupa abu, selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai penutup
    sampah pada landfill
  •  Sedangkan hasil berupa gas akan dialirkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan scrubber atau ditampung untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit energi
Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
  • Mengatasi krisis listrik
  • Keberadaan TPA tidak hanya menguntungkan pengelola tetapi juga masyarakat sekitar. Adanya PLTS membuat masyarakat sekitar TPA dapat menggunakan listrik dengan gratis. Solusi ini dapat mencegah penolakan masyarakat sekitar terhadap keberadaan TPA
Sebuah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) telah didirikan di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. PLTS sendiri sebenarnya merupakan pembangkit listrik yang digerakkan oleh gas metan yang dihasilkan oleh sampah. “Pembangkit listrik ini digerakkan oleh generator yang bahan bakarnya adalah gas metan. Gas metan ini gas khusus yang dihasilkan dari penguraian sampah-sampah yang ada di Bantar Gebang ini,” papar August P L Toruan, manajer tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang saat ditemui di Bantar Gebang, Bekasi, Senin (8/3/2010) ini. Dari PLTS Bantar Gebang ini rencananya akan diproduksi tenaga listrik maksimum sebesar 26 megawatt. Namun, untuk realisasi awal baru 2 megawatt yang dihasilkan. “Rencananya maksimum 26 megawatt, tapi yang selesai baru 2 megawatt. Yah, tidak bisa langsung sekaligus-lah, bertahap. Yang penting berkelanjutan nantinya sampai selesai 26 megawatt. Tapi targetnya, 26 megawatt itu akan selesai semuanya sampai tahun 2013,” ujar August.
Disisi lain, PT PLN Distribusi Bali telah menjalin kerjasama dengan PT NOEI dalam menyalurkan energi listrik hasil pendaurulangan sampah. Sampah yang tidak berguna dari sisa-sisa keperluan hidup keseharian masyarakat Kota Denpasar, Bali kini diolah menjadi energi listrik di tempat penampungan akhir (TPA) di kawasan Suwung. Uji coba yang telah dilakukan oleh PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) telah menghasilkan energi listrik satu Megawatt (MW), kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar, I Ketut Wisada, SE, MSi di Denpasar, Minggu (24/5). Ia mengatakan, peningkatan kapasitas energi dilakukan secara bertahap, hingga akhir 2009 diharapkan bertambah menjadi empat MW hingga akhirnya total menghasilkan 9.6 MW. Menurut dia, kehadiran teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik maupun diolah menjadi pupuk organik cukup membantu dalam menangani masalah sampah dan kebersihan di Kota Denpasar dan sekitarnya. Produksi sampah di kota Denpasar yang berasal dari rumah tangga, pasar dan berbagai perusahaan lainnya setiap hari mencapi 2.500 meter kubik, atau setiap bulan 75.000 meter kubik sehingga dalam setahun bisa menjadi satu juta meter kubik Semua sampah tersebut pada hari itu juga diangkut ke TPA suwung untuk selanjutnya diproses menjadi energi listrik dan sebagian lainnya untuk pupuk organik.
Jika semakin banyak pemanfaatan daur ulang sampah menjadi sesuatu yang berguna, diharapkan Indonesia negara kita ini akan bebas dari sampah dan otomatis bebas banjir. Amin

No comments: